Growth Mindset : Cara Mengubah Pola Pikir Untuk Sukses

Pandangan yang kita adopsi untuk diri kita sangat memengaruhi cara kita menjalani dan mengarahkan kehidupan. 



Buku Mindset adalah salah satu buku yang memiliki kekuatan untuk mengubah cara pandang kita melalui perspektif baru tentang kehidupan: Baik dari cara kita memandang diri sendiri, orang lain, hingga berbagai kemungkinan baru.


Buku ini ditulis oleh Prof Carol Dweck, guru besar ilmu psikologi dari University of Stanford. Buku ini telah menjadi international best seller, dan terjual lebih dari 2 juta copy. Buku Mindset mengulik tentang strategi untuk membangun growth mindset sebagai bekal meraih masa depan yang lebih cerah; dan sebaliknya bagaimana cara menghapus fixed mindset yang akan membuat hidup kita stagnan.


Mindset mempunyai implikasi yang signifikan terhadap kehidupan, namun kebanyakan orang sangat tidak akurat dalam mengestimasi kapabilitas mereka. Studi yang dilakukan Prof Dweck menemukan bahwa terdapat dua tipe mindset, yaitu GROWTH MINDSET dan FIXED MINDSET. Menurutnya, pola pikir seseorang dapat dilihat dari kebiasaannya, terutama dari reaksinya terhadap kegagalan.


Growth mindset adalah pola pikir seseorang yang percaya bahwa kecerdasan dapat dikembangan. Dia akan punya keinginan untuk memperbaiki diri. Dan apabila diberikan tantangan, dia akan melewatinya dengan penuh keyakinan.


Sebaliknya, Fixed mindset adalah pola pikir seseorang yang meyakini bahwa apa yang dianutnya merupakan kebenaran mutlak. Dia cenderung menghindari tantangan-tantangan dan fokus pada sesuatu yang sudah diketahuinya saja.


Mereka yang memiliki GROWTH MINDSET akan cenderung berperilaku seperti ini:


• Ketika menghadapi masalah dan kendala, langsung fokus pada solusi dan segera meningkatkan kualitas action yang dilakukan

• Memandang tugas atau action yang menantang sebagai sebuah tantangan yang harus diatasi dan pasti bisa ditangani

 Mampu recover atau memulihkan diri dengan cepat saat dihadapkan pada kegagalan, atau situasi yang tidak sesuai harapannya.

• Merumuskan goals yang menantang dan mampu memelihara komitmen yang tinggi untuk menyelesaikannya

• Ketika menghadapi kegagalan, langsung melakukan evaluasi dengan jernih dan segera merumuskan beragam tindakan yang lebih efektif, agar mampu meraih hasil yang lebih baik di masa depan


Sebaliknya mereka yang memiliki FIXED MINDSET akan cenderung berperilaku seperti ini:


• Kurang memiliki aspirasi dan komitmen yang tinggi untuk meraih pencapaian yang menantang

• Cenderung menghindari tugas yang menantang, dan melihat tugas yang sulit sebagai ancaman (bukan sebagai tantangan menarik yang harus diatasi)

• Ketika menghadapi masalah, mereka cenderung fokus pada kesulitan demi kesulitan, bukannya fokus pada solusi apa yang harus diambil

• Ketika menghadapi kegagalan, mereka cenderung lambat untuk bangkit kembali, dan merasa bahwa dirinya memang tidak mampu

• Ketika menghadapi kesulitan, mereka cenderung lebih mudah untuk menyerah dan tidak melanjutkan action-nya lagi.

• Ketika menghadapi masalah yang rumit, mereka cenderung menganggap dirinya tidak akan sanggup mengatasinya; atau menganggap level kompleksitas problem itu jauh di atas kemampuan yang dimilikinya

• Mereka mudah kehilangan rasa percaya diri akan kemampuan, kecakapan dan kompetensi dirinya untuk mengatasi berbagai masalah dan melakukan action dengan sukses.




Ada 3 faktor yang menentukan apakah seseorang itu memiliki growth mindset atau fixed mindset


Faktor 1 : Personal Experience


Seseorang yang punya lebih banyak pengalaman berhasil cenderung akan makin percaya diri, dan mudah menumbuhkan growth mindset. Sebaliknya, seseorang yang berkali-kali mengalami pengalaman gagal akan cenderung semakin menurun rasa percaya dirinya, hingga benih-benih fixed mindset pun akan tumbuh.

Faktor 2 : Lingkungan Sosial


Lingkungan sosial ternyata juga sangat menentukan pola mindset kita. Jika lingkungan terdekat kita lebih sering menunjukkan kalimat-kalimat negatif yang tidak suportif, atau bahkan merendahkan potensi kita, maka pelan-pelan kita akan makin kurang percaya diri, dan fixed mindset akan terbentuk.

Terkadang, justru lingkaran sosial terdekat kita yang seringkali melontarkan kalimat seperti : ah, impianmu ketinggian; atau emang kamu bisa? Atau udah lah nggak usah terlalu muluk-muluk harapannya, atau puluhan kalimat negatif lainnya yang justru membuat kita makin merasa down.

Bahkan sekarang, media sosial malah menjadi tempat dimana kalimat negatif atau bernuansa nyinyir menjadi common sense, dan semuanya berdampak buruk bagi pengembangan growth mindset kita.

Growth mindset akan tumbuh jika lingkungan sosial terdekat kita sering memberikan kalimat positif yang membuat kita makin bersemangat dan percaya diri.

Faktor 3 : Personal Belief and Thinking


Orang pesimis yang selalu overthinking dan cemas memikirkan masa depan; biasanya akan lebih mudah terjatuh dalam jebakan fixed mindset.

Begitu pula dengan seseorang yang terlalu sering fokus pada kekurangan, pada beragam kesulitan hidupnya, mereka cenderung akan lebih mudah jatuh dalam jebakan fixed mindset.

Sebaliknya, growth mindset akan tumbuh jika seseorang lebih sering melihat potensi kelebihan yang ada pada dirinya (betapapun kecilnya potensi itu) serta fokus pada solusi.


3 Jurus untuk menumbuhkan growth mindset


Jurus 1 : Mulailah belajar bersyukur dengan keberhasilan-keberhasilan kecil dalam hidup kita


Pengalaman keberhasilan, betapapun kecilnya, memiliki dampak besar bagi pertumbuhan rasa percaya diri kita. Pencapaian-pencapaian positif yang kecil ini sebaiknya lebih sering disyukuri dan diapresiasi. Terkadang kita juga perlu melakukan ritual untuk mensyukuri setiap pencapaian positif (betapapun kecilnya) dalam keseharian yang kita lalui.

Rutin mensyukuri keberhasilan kecil ini akan berdampak positif bagi rasa percaya diri kita; dan pelan-pelan hal ini juga akan makin mengembangkan potensi growth mindset dalam diri kita.

Maka, rumuskan small actions yang ingin kita jalani. Small actions = tindakan/ pekerjaan/ aktivitas yang sederhana dan mudah dilakukan. Lalu begitu kita berhasil melakukan small actions itu, syukuri dan rayakan keberhasilannya. Ritual sederhana seperti ini ternyata terbukti dapat menumbuhkan growth mindset dalam diri kita.

Jurus 2 : Lakukan Positive Mental Exercise


Positive Mental Exercise = membayangkan di benak kita, beragam problem pekerjaan atau problem hidup yang kita alami. Bayangkan juga kendala dan hambatannya. Lalu setelah itu, bayangkan ACTION apa yang akan kita lakukan sebagai JALAN KELUARNYA. Bayangkan kita bisa melakukan action dan solusi itu secara efektif dan optimal.

Positive Mental Exercise mengajak kita untuk tidak hanya memikirkan beragam kesulitan dan problem dalam kehidupan. Namun yang lebih utama adalah : mengajak kita untuk selalu memikirkan potensi solusi apa yang bisa kita lakukan. Selain itu, kita juga diajak untuk membayangkan seolah kita benar-benar bisa melakukan beragam action solusi itu dengan sukses dan efektif.

Langkah Melakukan Positive Mental Exercise secara efektif :

• Pikirkan problem yang kita hadapi
• Pikirkan dan bayangkan action apa yang akan kita lakukan sebagai jalan keluar (solusi)
• Bayangkan dengan detail langkah demi langkah action itu; bagaimana kita akan melakukannya, kapan akan dilakukan, dan hasil apa yang kita harapkan
• Bayangkan kita berhasil melakukan segenap langkah action itu dengan efektif.

Studi menunjukkan positive mental exercise terbukti mampu membuat kita lebih sukses dalam menaklukkan tantangan hidup, dan dengan itu juga kita pelan-pelan bisa menumbuhkan growth mindset dalam diri kita.

Studi juga membuktikan : latihan otak dan membayangkan seolah kita berhasil menjalankan solusi dengan efektif, memang benar-benar bisa membuat kita efektif menjalaninya secara nyata. Latihan dalam otak ternyata dapat menajamkan efektivitas tindakan nyata kita.

Jurus 3 : Jauhi Distraksi, Dekati Inspirasi


Growth mindset kita akan tumbuh jika lingkungan sosial di sekitar kita mampu menebarkan dukungan yang positif dan memberikan inspirasi bagi kita untuk terus bergerak maju.

Sebaliknya, growth mindset kita akan stuck jika lingkungan sosial di sekitar kita lebih banyak menyuarakan kalimat negatif yang menjatuhkan; bahkan merendahkan kekuatan potensi yang ada dalam diri kita.

Lingkungan sosial yang negatif hanya akan memberikan distraksi bagi diri kita, dalam proses perjalanan meraih sukses masa depan. Karena itu, hindari dan jauhi lingkaran pergaulan atau lingkungan sosial yang penuh dengan toxic negativity. Mulai menjauh dari circle orang-orang yang selalu berpikir negatif tentang banyak hal.

Sebaliknya, dekati lingkungan sosial yang mampu menghadirkan inspirasi dan dukungan positif bagi perjalanan kita ke depan. Lingkungan sosial yang suportif akan membantu kita menumbuhkan growth mindset yang kokoh.
  
Rekap 3 faktor yang menentukan pembentukan growth mindset vs fixed mindset :
1. Pengalaman Personal
2. Lingkungan Sosial
3. Personal Belief

Rekap 3 jurus ampuh menumbuhkan growth mindset :
1. Rutin syukuri keberhasilan kecil (small achievements).
2. Lakukan Positive Mental Exercise.
3. Jauhi Distraksi, Dekati Inspirasi.

Saya harap kalian mendapatkan manfaat dari catatan buku ini. Ilmu pengetahuan itu bisa diperoleh dari manapun, namun yang terpenting ialah menyelaraskan ilmu pengetahuan yang kita peroleh dengan sebuah tindakan.

Jika kalian telah membaca sampai sini, selamat kalian telah satu langkah lebih maju dibanding orang lain yang belum berusaha mencari tahu bagaimana cara meraih kehidupan yang lebih baik. Jangan lupa membeli buku aslinya jika kalian tertarik membaca lebih detail.

Baca juga :


#BelajarBerkaryaBerbagi 

2 komentar:

  1. Balasan
    1. Terima kasih sudah berkunjung, semoga informasinya bermanfaat ya 😁🙏

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.